Penglihatan Neraka

Sahabat, Tanggal 1 Januari 2000 pukul 05.00 wib pagi, aku dibawa ke suatu daerah GURUN PASIR YANG LUAS, TANDUS,KERING-KERONTANG, SERTA PANAS TERIK  SANGAT MENYENGAT. Aku melihat banyak binatang aneh dan menjijikkan yang  tidak pernah aku temui sebelumnya . Aku berjalan setapak demi setapak melewati gurun tersebut hingga sampai pada suatu tempat yang menyeramkan. Rasa aneh meliputi aku, tulang-tulangku serasa sakit semua, terlebih lagi tidak ada sedikitpun angin berhembus, suasana sunyi mencekam dan mendung menyelimuti daerah tersebut! aku tidak dapat menggambarkan dengan lebih baik lagi sebab hanya kengerian yang ada di sana .



Sebuah pintu gerbang berdiri menjulang dihadapanku dan dengan rasa gelisah namun ingin tahu  aku mencoba membuka gerbang tersebut. ternyata gerbang tersebut tidak cukup sulit untuk dibuka tetapi membuat aku tersentak sebab dihadapanku masih berdiri sebuah pintu gerbang lagi dan diatas gerbang tersebut terdapat papan palang bertuliskan " Valley Of Torture " (lembah penyiksaan). Aku sempat ragu apakah aku harus melanjutkan 'perjalanan' ini atau tidak, tetapi aku merasa ada sesuatu yang mendorong aku untuk melanjutkannya .



Dengan jantung berdegup keras aku membuka gerbang berikutnya dan ...oh Tuhan! aku tidak percaya pada apa yang kulihat tetapi itulah kenyataannya! Aku melihat suatu lorong yang diliputi oleh kegelapan. Saat itu aku berdiri di pinggir pintu gerbang, aku tidak tahu seberapa luas dan panjang lorong tersebut tetapi aku dapat melihat asap samar-samar pada ujungnya dan aku merasa itu adalah lautan api yang dahsyat. di sepanjang lorong yang gelap itu aku melihat banyak orang disiksa oleh orang-orang berpakaian hitam-hitam serta bertanduk dan aku melihat mereka sangat bernafsu untuk menyiksa setiap orang yang ada disana sebelum mereka semua dimasukkan dalam lautan api pada ujung lorong tersebut.



Tangis ngilu serta erangan bercampur dengan tertawa yang menjijikkan aku dengar dalam tempat yang sangat kotor tersebut. Di tepi lorong aku melihat seorang wanita muda, tangannya diikat pada sebuah kayu. Banyak sekali orang-orang bertanduk yang mengelilingi dia serta mentertawakannya. Aku melihat wajahnya yang sudah putih pucat itu diliputi oleh rasa ketakutan yang amat sangat, didepan matanya terdapat suatu senjata aneh yang tidak pernah aku jumpai sebelumnya, aku tidak tahu namanya tapi bentuknya sejenis garpu penggaruk dengan mata pisau yang sangat tajam.



Senjata tersebut dibawa oleh salah satu iblis bertanduk yang sedang mengerubuti wanita tersebut, aku mendengar si iblis mengancam wanita malang itu "Ayo berdusta! Ayo berdusta!" aku melihat wanita muda itu makin ketakutan dan dia sudah sepenuhnya jatuh dalam kuasa para iblis bertanduk itu sehingga ia mau menuruti kemauan mereka. Jawab wanita itu, 'Ya! Ya! aku berdusta! aku berdusta!"



Para iblis yang mengancam itu tertawa terbahak-bahak dan mereka merasa puas akan jawaban wanita muda tersebut. Aku menyangka setelah wanita itu menuruti apa yang mereka mau maka ia akan dilepaskan tapi apa yang terjadi? Para iblis jahat itu malah menyorongkan garpu penggaruk dengan mata pisau yang tajam-tajam itu kedalam wajahnya dan darah segar menyembur keluar dari wajah wanita yang telah hancur dan tidak berbentuk itu. Pada saat itu aku mendengar wanita itu berteriak kesakitan, 'AAAAAHHHH tolong!" Aku langsung berteriak " Stopp! hentikan...!" aneh ! mereka tidak mendengar teriakanku dan bahkan aku tidak terlihat oleh mereka walaupun aku ada disana. Aku merasa muak melihat pemandangan yang mengerikan dan suara-suara itu tapi ternyata masih banyak lagi pemandangan yang lebih mengejutkan.



Berikutnya aku melihat seorang laki-laki, rambutnya sudah hangus, wajahnya tinggal tengkorak yang membusuk dan ulat-ulat yang tidak dapat terbakar oleh api keluar dari lubang-lubang tengkoraknya. Laki-laki tersebut disusung dari ujung lorong yang mendekati api, aku rasa mereka telah lama menyiksa orang tersebut, orang tersebut telah hangus dan dagingnya meleleh karena telah diletakkan dekat api yang tidak terhingga panasnya.



Iblis-iblis yang mengusungnya tertawa-tawa mengejek laki-laki diatas usungan tersebut dan tidak ada yang dilakukan laki-laki tersebut selain pasrah. Ia sekarat! tetapi tidak bisa mati. Mulutnya megap-megap seolah ingin memohon belas kasihan. Salah seorang dari iblis itu berteriak "Ayo m*sturb*si! Ayo m*sturb*si!" jawab  pria itu dengan bergetar, "Ya aku m*sturb*si! Aku m*sturb*si! " AHHHHH!!! " aku melihat ulat-ulat yang amat sangat banyak keluar dari dalam tubuhnya .. seluruh tubuhnya! aku makin jijik melihat semua itu apalagi mendengar teriakannya ! aku merasa ngeri!!



Masih banyak lagi teriakan dan perintah-perintah yang aku dengar ,"Ayo minum! Ayo mabuk! ayo judi !ayo menipu!" dan para iblis itu tertawa tawa menikmati erangan dan tangisan seolah-olah mereka sedang mendengar musik yang indah. Aku tidak berani berjalan masuk lebih dalam, aku hanya melihat sejauh mata memandang dan aku yakin masih banyak lagi jenis-jenis penyiksaan yang dilakukan sebab lorong tersebut lebih pas kalau disebut barak penyiksaan. Aku menemukan suatu pemandangan yang amat sangat mengagetkan, aku melihat banyak orang saleh beragama disana! Aku tidak percaya....! tapi aku tidak berkuasa untuk menyangkalnya! aku mendengar teriakan mereka saat disiksa, mereka menyebut nama Tuhan , "Tuhan tolong aku!!" Tuhan bukankah aku selalu bersama dengan Engkau?"



Engkau mengajar dikota-kota kami " "Aku melayani Engkau TUhan !". Mereka memohon-mohon pada Tuhan tetapi mereka sudah tidak mendapat kesempatan itu, sampai pada akhirnya aku mendengar mereka menghujat TUhan.



Hancur hatiku melihat hal ini. Setelah itu aku betul-betul berada dipuncak kengerian dan shock berat meliputi aku! Aku sudah tidak kuat lagi untuk melanjutkan 'perjalanan' ini dan jika dilanjutkan kemungkinan besar aku akan 'mati' secara jasmani. "Tuhan , tolong  bawa aku untuk keluar dari sini.... tolong Tuhan.....!" seketika itu juga aku....... aku tersadar! semua yg terjadi tadi adalah sebuah vision , sebuah penglihatan ........ penglihatan yang sangat mengerikan..... penglihatan tentang neraka.... ! Aku senang menemukan diriku berada dirumah meski setelah itu aku harus mengalami sakit berhari-hari. Tulang dan sendiku ngilu semua. Penyakit maag ku kambuh dan shock masih membayangiku! Aku berdoa pada Tuhan, apa arti semua ini dan apa yang Tuhan mau terhadap pengalamanku itu. Tuhan memberiku suatu pengertian dan beban yang sangat mendalam bagi orang-orang disekelilingku. Tuhan mau aku memberitakan apa yang telah terjadi dan yang akan terjadi kepada semua orang. Saat ini banyak dari mereka sedang bersenang-senang, makan-minum, pesta pora, pesta sex, narkoba dan banyak kesenangan lain yang seolah-olah mereka bisa nikmati selamanya, tetapi mereka tidak sadar behwa neraka ada didepan mereka dan iblis-iblis bertanduk sedang menanti mereka untuk menjadi mangsa berikutnya!



Penutup

Aku tahu Tuhan Yesus sangat mengasihimu oleh sebab itu Ia masih mau memberi kesempatan kepadamu! untuk bertobat melalui 'penglihatan' yang telah ditunjukkannya kepadaku. Sahabatku, aku HARUS MENULIS SURAT INI padamu untuk mengingatkanmu sebab aku tidak mau kamu mengalami hal yang sama dengan mereka disana, sungguh, aku mengasihimu! dan aku harap kamu mau MERENUNGKAN semuanya ini dan benar-benar bertobat, terima Tuhan Yesus secara pribadi, HIDUP BARU, dan jangan keluar dari jalan yang telah Tuhan Yesus TETAPKAN.





Renungan: Berkorban Itu Indah

Musim hujan sudah berlangsung selama dua bulan sehingga di mana-mana pepohonan tampak menjadi hijau.



Seekor ulat menyeruak di antara daun-daun hijau yang bergoyang-goyang diterpa angin.

"Apa kabar daun hijau!!!" katanya.



Tersentak daun hijau menoleh ke arah suara yang datang.

"Oo, kamu ulat. Badanmu kelihatan kecil dan kurus, mengapa?" tanya daun hijau.

"Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk makananku. Bisakah engkau membantuku sobat?" kata ulat kecil.



"Tentu ... tentu ... mendekatlah ke mari."



Daun hijau berpikir, jika aku memberikan sedikit dari tubuhku ini untuk makanan si ulat, aku akan tetap hijau, hanya saja aku akan kelihatan belobang-lobang, tapi tak apalah.



Perlahan-lahan ulat menggerakkan tubuhnya menuju daun hijau. Setelah makan dengan kenyang, ulat berterima kasih kepada daun hijau yang telah merelakan bagian tubuhnya menjadi makanan si ulat. Ketika ulat mengucapkan terima kasih kepada sahabat yang penuh kasih dan pengorbanan itu, ada rasa puas di dalam diri daun hijau. Sekalipun tubuhnya kini berlobang di sana sini, namun ia bahagia bisa melakukan bagi ulat kecil yang lapar.



Tidak lama berselang ketika musim panas datang, daun hijau menjadi kering dan berubah warna. Akhirnya ia jatuh ke tanah, disapu orang dan dibakar.



Apa yang terlalu berarti di dalam hidup kita sehingga kita enggan berkorban sedikit saja bagi sesama? Toh akhirnya semua yang ada akan binasa. Daun hijau yang baik mewakili orang-orang yang masih mempunyai "hati" bagi sesamanya. Yang tidak menutup mata ketika melihat sesamanya dalam kesulitan. Yang tidak membelakangi dan seolah-olah tidak mendengar ketika sesamanya berteriak minta tolong. Ia rela melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain dan sejenak mengabaikan kepentingan diri sendiri. Merelakan kesenangan dan kepentingan diri sendiri bagi sesama memang tidak mudah, tetapi indah.



Ketika berkorban, diri kita sendiri menjadi seperti daun yang berlobang, namun itu sebenarnya tidak mempengaruhi hidup kita. Kita akan tetap hijau, Allah akan tetap memberkati dan memelihara kita.



Bagi "daun hijau", berkorban merupakan satu hal yang mengesankan dan terasa indah serta memuaskan. Dia bahagia melihat sesamanya bisa tersenyum karena pengorbanan yang ia lakukan. Ia juga melakukannya karena menyadari bahwa ia tidak akan selamanya tinggal sebagai daun hijau. Suatu hari ia akan kering dan jatuh.



Demikianlah hidup kita, hidup ini hanya sementara kemudian kita akan mati. Itu sebabnya isilah hidup ini dengan perbuatan-perbuatan baik: kasih, pengorbanan, pengertian, kesetiaan, kesabaran dan kerendahan hati.



Jadikanlah berkorban itu sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membawa sukacita tersendiri bagi anda. Dalam banyak hal kita bisa berkorban.



Mendahulukan kepentingan sesama, melakukan sesuatu bagi mereka, memberikan apa yang kita punyai dan masih banyak lagi pengorbanan yang bisa dilakukan. Jangan lupa bahwa kita pernah menerima pengorbanan yang tiada taranya dari Yesus hingga kita bisa diselamatkan seperti sekarang ini.